Senin, 06 Juni 2011

TINGKAT KECERDASAN IQ (Intelligence Quotient)


INTELEGENSI

kata intelegensi erat hubungannya dengan intelek. Intelek, artinya potensi untuk memahami sedangkan intelegensi artinya aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi. Lalu timbal suatu pemikiran tentang pengukuran intelegensi manusia. Bagaimana setiap orang mengetahui intelegensi atau kecerdasan yang dimilikinya. Pada zaman sekarang telah berkembang cara perhitungan mengenai kecerdasan yaitu dengan dengan tes IQ. Tes IQ ini ditemukan oleh Alfred Binet, dan dibantu Theophile Simon. Sehingga tes ini disebut dengan tes Binet Simon. Pengetesan intelegensi itu, pada awalnya merupakan cara untuk menyeleksi anak-anak untuk pendidikan yang berbeda-beda jenisnya, dan terutama sudah digunakan untuk tujuan itu. Oleh sebab itu, tes intelegensi erat kaitannya dengan prestasi dan kemampuan sekolah yang berguna untuk keberhasilan akademik. Tes ini mengeluarkan soal tes dengan kesulitan yang meningkat, yang megukur jenis-jenis perubahan integensia, sehingga apabila anak itu menjawab soal secara tepat, maka semakin tinggi usia mental yang disebut dengan MA. Juga untuk membandingkan usia mental dengan usia kronologis.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Hal ini seperti yang disebutkan diatas ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan adanya perbedaan pandangan tersebut dapat diketahui bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebgai berikut.
1.    1. Pengaruh faktor bawaan
 Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).
2.    2. Pengaruh faktor lingkungan
 Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).
3.    3. Stabilitas intelegensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak.
4.    4. Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
5.    5. Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
6.    6. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
7.    7. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.

Dalam bahasan ini akan dijelaskan beberapa point tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan intelegensi
1.      Hubungan intelegensi dengan tingkat kelompok jabatan:
_Super dan Cities menyimpulkan bahwa makin tinggi tingkat kelompok jabatan, makin tinggi rata-rata IQ-nya.
2.      _Hubungan intelegensi anak-anak dengan intelegensi orang tua mereka.
_Schienfield menyatakan tentang hereditas intelegensi (apa yang diwariskan oran tua kepada anaknya) selain adanya pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan perkembangan intelegensi anak (stimulasi orang tua) seperti yang dikemukakan oleh Fitzegerald dan McKinney.
3.     _ Hubungan kondisi jasmani terhadap intelegensi seseorang.
_Berdasarkan penelitian, ternyata orang-orang yang ber-IQ tinggi cenderung lebih sehat jasmaninya dan pertumbuhannya lebih subur dibandingkan dengan orang-orang yang ber-IQ rendah.
4.     _ Pengaruh pendidikan pada tingkat intelegensi.
_Prof.Irving Lorge (1945) dari universitas Calipornia menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula skor IQ-nya, disamping adanya faktor lain seperti lingkungan keluarga, sosial, minat belajar, keperibadian, dan sebagainya

RUMUS IQ:
 Rumus IQ:
IQ = (MA/CA )x 100

di mana:

IQ = nilai IQ

MA = Mental Age

CA = usia individu

mengikuti test IQ sudah seharusnya juga melihat usia pada saat mengikuti test tersebut. Disampaikan pula, bahwa nilai IQ dapat suatu ketika turun, naik dan stabil. Untuk mengasah / meningkatkan IQ dapat dilakukan usaha untuk menjaga kesehatan, menjaga gizi makanan, dan rangsangan untuk mengasah otak itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar